JAKARTA - Enda Ungu mengungkapkan titik terendah dalam kehidupannya. Bukan ketika hidup susah dan meniti karier dari bawah, melainkan saat kehilangan sang ayah tercinta lantaran dipanggil oleh sang maha kuasa.
Tak ada siapapun di dunia ini yang ingin ditinggalkan oleh orang yang dicintai, terutama orang tua. Hal tersebut juga turut dirasakan oleh gitaris grup band Ungu, Franco Wellyjat Medjaya Kusumah alias Enda.
Meski sempat tak mendapatkan restu untuk berkarier sebagai musisi dengan merantau dari Manado ke Jakarta, Enda mengaku sangat sedih serta terpukul ketika ditinggalkan oleh sosok sang ayah. Apalagi, ia dan adiknya sempat bertugas untuk memandikan jenazah sang ayah sebelum dikafankan dan masukkan ke dalam liang lahat.
"Kalau lu bertanya apa titik terendah di dalam hidup gue? Gue cuma bisa bilang, meninggalnya bapak adalah titik terendah dalam hidup gue," ujar Enda, Ungu, dikutip dari akun YouTube Menjadi Manusia.
"Karena gue harus mengeramasi bapak gue. Keramas bro pakai sampo untuk terakhir kali," sambungnya.
Sebagai anak, Enda mengaku selalu menghormati ayahnya semasa hidup. Bahkan, ia mengaku tak pernah berani untuk melihat matanya ketika tengah berbincang.
Namun, berbeda halnya ketika ia diminta untuk memandikan jenazah sang ayah. Bukan hanya menatap dalam wajah sang ayah, ia juga sempat menyentuh kepalanya.
Ia pun mengaku merasa sedih ketika harus mengadzankan ayahnya. Sebab, hal yang dilakukannya tersebut sangat berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan ayahnya sesaat usai dirinya hadir di dunia.
"Yang tadinya seumur hidup, selama gue hidup, jangankan menyentuh kepalanya, melihat mata-nya gue gak berani, iya kan. Bayangkan perasaan gue bro, gue pangku bapak gue, ‘ya tuhan’. Mau marah sama siapa? Gak bisa bro. Gue mau marah sama semua orang, gue mau melampiaskan semua kekesalan gue, kenapa sih harus ada kematian hidup ini? Kenapa harus ada perpisahan?," paparnya.