LONDON - Ariana Grande kabarnya masih mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) setelah tiga tahun peristiwa ledakan bom di Manchester, Inggris. Penyanyi berusia 26 tahun itu mengalami shock berat setelah seorang teroris meledakkan bom dalam konsernya di Inggris pada 22 Mei 2017.
Insiden bom tersebut menewaskan 22 orang dan menyebabkan ratusan orang mengalami luka-luka.
Manajer Ariana Grande, Scooter Braun mengungkapkan bahwa ia memiliki PTSD pasca insiden tersebut dan masih berusaha untuk melupakan tragedi itu.

Baca Juga: Stuck With U Bawa Ariana Grande & Justin Bieber Puncaki Billboard Hot 100
“Dia (Ariana) menderita PTSD, dia masih mengalaminya sampai hari ini,” terang Braun, sebagaimana dilansir Asia One, Kamis (28/5/2020).
Sementara itu Ariana telah mengirimkan belasungkawa kepada masyarakat yang terkena dampak ledakan bom di Manchester Arena.
Ia mengatakan peristiwa tersebut menimbulkan kesedihan khusus dan beban yang sangat luar biasa. Terutama saat hari peringatan tentang insiden tersebut tiba.
“Saya ingin mengambil waktu sejenak untuk mengakui dan mengirimkan cinta kepada semua orang yang merasakan kesedihan dan beban luar biasa dari peringatan yang akan datang pekan ini,” tulis Ariana melalui akun Instagram-nya.
Penyanyi cantik itu sebelumnya berbicara tentang bagaimana ia mengalami PTSD. Ia mengaku sering mengalami pusing dan cemas akibat penyakit tersebut.
“Saya benci, ya saya mengakuinya dan itu sangat banyak. Itulah yang dikatakan semua orang. Sulit untuk dibicarakan karena begitu banyak orang yang menderita kerugian yang begitu parah dan luar biasa. Tapi itu adalah hal nyata. Saya kenal keluarga-keluarga itu dan penggemar serta semua orang di sana yang juga mengalami hal yang luar biasa,” tuntasnya.
(edh)