JAKARTA – Indonesia tengah bersiap untuk menyabut Asian Games yang akan dimulai pada 18 Agustus 2018. Ditengah gegap gempita tersebut, Presenter Deddy Corbuzier mengungkapkan kesedihannya terhadap atlet yang akan bertanding nanti.
Melalui instagramnya, Deddy menuliskan curahan hatinya saat berkesempatan bertemu dengan atlet Layar. Pria 41 tahun itu cukup mengkiritisi pemerintahan terkait kelengkapan atribut atlet mulai dari peralatan hingga suplemen.
“Aku menghabiskan waktu bersama mereka dengan memberikan motivasi jelang Asian Games, aku merasa senang sekaligus sedih. Mereka KURANG peralatan di banding negara lain.. Kurang modal untuk Penunjang Stamina.. Kurang semuanya. MIRIS!!! MIRIS,” kata Deddy.
(Baca Juga: Nikita Mirzani Gugat Cerai Dipo Latief)
(Baca Juga: Pecundangi Ant Man and The Wasp, Hotel Transylvania 3 Rajai Box Office Pekan Ini)
Ayah satu anak itu pun lantas membandingkan antara proses pembangunan di kota – kota besar dibandingkan dengan memenuhi kebutuhan atlet yang cukup vital. Bagi Deddy sendiri mengetahui fakta tersebut sudah lebih dari cukup membuatnya sangat bersedih.
“Berapa biaya untuk memperbaiki lapangan dan jalan di Jakarta untuk persiapan Asian Games? Lucu, ketika negara lain berkunjung : Wah kota nya bagus, tapi atletnya kurang gizi? Dude.. Wake up my County. Please!,” imbuh Deddy.
Bahkan dalam tulisannya tersebut, Deddy juga menyinggung pelari Lalu Muhammad Zohri yang memenangkan pertandingan lari 100 meter di Finlandia yang sempat tidak punya sepatu jelang pertandingan penting tersebut.
Melanjuti tulisannya, Deddy mengatakan bahwa semangat kemenangan pertandingan bukan diperuntukkan untuk pemerintah, melainkan berasal dari motivasi mereka sendiri untuk mengharumkan nama bangsa lewat ajang bergengsi sekelas Asian Games.
“Satu satunya yang membuat mrk bisa menang, Ya mereka sendiri. Karena mungkin saja tidak semua orang merasa peduli,” katanya.
Deddy Corbuzier memang diketahui cukup kritis dalam menanggapi setiap kebijakan pemerintah. Belum lama ini pria yang tengah dekat dengan juara ketiga Putri Indonesia 2011 tersebut soal pemberlakuan Ujian Nasional yang dianggap tidak adil untuk menentukan kelulusan seorang siswa di bangku sekolah.
(aln)