Dia memerankan Sharifah si remaja lugu dan naif yang sedang jatuh cinta, dan Sharifah sang ibu muda yang tegar menghadapi hari-harinya sebagai istri tentara yang mengalami fase kehidupan sebagai istri dan ibu, tanpa didampingi suaminya karena bertugas di medan perang
"Saya mengumpulkan riset kehidupan suami istri yang selama ini saya lihat, mulai dari ibu saya yang ibu rumah tangga. Datang ke kantor Persit dan berbincang dengan para ibu anggota Persit. Semua itu untuk menguatkan peran saya sebagai istri prajurit," ucap Putri kepada KORAN SINDO seusai gala premier film Jelita Sejuba di Epicentrum XXI, Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Aktris kelahiran Denpasar, 4 Agustus 1993 mengatakan bahwa kisah Sharifa membuat Putri memetik banyak pelajaran. Dia pun belajar bagaimana menjadi seorang istri yang baik, tulus dan ikhlas menerima keadaan suaminya apa pun itu.
"Sharifah ini bikin aku jadi mikir juga. Oh ternyata sekarang setelah menjadi seorang istri memang baru berasa. Seorang istri harus tulus melayani suami, ikhlas sama semua yang suami kerjakan," ucap Putri.
Tak hanya harus mampu memerankan sosok seorang istri tentara, Putri dituntut untuk fasih berbahasa Melayu dengan dialek yang kental karena film ini ber-setting di Kepulauan Natuna.
Untuk itu, dia bersama pemain lainnya khusus melakukan riset sebelum mulai syuting. Dia pun belajar langsung dari masyarakat sekitar.