JAKARTA - Belakangan, penulisan materi stand up comedy menuai pro kontra di kalangan masyarakat awam. Tak sedikit yang beranggapan bahwa beberapa materi komika mengandung unsur SARA dan tidak pantas dijadikan bahan lelucon.
Contoh nyata dialami langsung oleh Ge Pamungkas dan Joshua Suherman beberapa waktu lalu. Keduanya dilaporkan atas dugaan penistaan agama oleh salah satu kelompok berbasis Islam ke Bareskrim Polri.
Berkaca pada peristiwa yang menimpa Ge dan Joshua, perlukah materi stand up comedy dibatasi? Mengenai pembatasan materi komedi, Adjis Doaibu sebagai salah satu komika yang sudah cukup lama mengenal dunia stand up comedy memberikan pendapatnya.
(Baca Juga: Solidaritas Pekerja Seni, Ruben Onsu Ikut Bantu 2 Komedian yang Ditangkap Otoritas Hong Kong)
(Baca Juga: Rina Nose Lepas Hijab, Fakhrul Razi: Sama Saja Menurut Aku)
"Aneh kalau bercanda dibatasin. Tapi karena belum jelas juga tertulis seperti apa batasannya kalau ada, jadi saya belum bisa komentar banyak," tutur Adjis saat berbincang dengan Okezone.
Selain itu, Adjis juga berkaca pada kebiasaan rekan-rekannya dalam menyajikan materi di setiap penampilan. Sepengetahuan Adjis, masing-masing komika sudah memiliki filter sendiri saat diberikan kesempatan untuk tampil di atas panggung.
"Saya pribadi dan para komika sudah paham betul untuk bisa membedakan materi yang dibawakan on air dan off air," ujarnya.
Terakhir, Adjis juga sedikit memberikan komentar atas peristiwa yang dialami kedua rekannya. Ia mengaku tidak sependapat jika materi yang disampaikan Ge dan Joshua disebut sebagai pelecehan terhadap agama tertentu.
"Mungkin tepatnya keresahan yang menjadi curahan hati ya, mungkin lho ya. Tapi lebih jelasnya belum paham betul sih saya," pungkas Adjis Doaibu.
(aln)