JAKARTA- Hadirnya ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) di tengah ajang Festival Film Indonesia (FFI) yang juga sedang dipersiapkan, dinilai aktor senior Deddy Mizwar merupakan hal yang wajar. Justru menurutnya, kalau bisa setiap hari ada sebuah festival.
"Jadi bukan persaingan, karena setiap festifal itu punya karakter masing-masing, jadi AFI ini tidak bisa disamakan dengan FFI, pendekatannya juga berbeda. AFI ini sudah bangus, tapi nanti tahun depannya dievaluasi lagi seperti apa, yang menemui karakter lebih jelas dari eventnya," kata Deddy sat berbincang dengan Okezone, usai acara AFI di SICC Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Menurut Deddy, adanya AFI, FFI atau bahkan Jakarta International Film Festival (JIFFEST) memiliki ciri masing-masing. Sehingga sangat wajar jika yang mendapat penghargaan pun berbeda-beda. Yang penting Deddy menekankan bahwa ada sebuah dampak positif dari masyarakat untuk bisa mengekspresikan dari film-film tersebut.
"Tapi tergantung dari jurinya kan, selera juri pilih yang mana itu kriteria. Siapa jurinya penafsiran masing-masing juri dan itu tidak apa-apa," kata Deddy.
Aktor yang mulai menapakan karirnya di dunia politik juga menilai wajar jika adanya sebuah kesalahan yang terjadi selama berlangsungnya acara AFI. Namun, ke depannya Deddy tetap berharap ad sebuah evaluasi yang dilakukan.
"Dievaluasi, wajarlah kalau memang ada kekurangan namanya juga pertama kali, mungkin tahun depan bisa lebih baik. Adanya AFI ini menjadi salah satu lembaga yang bisa mengapresiasikan dari masyarakat," kata Deddy.
(rik)