MAKASSAR – Sepultura menampilkan performa apik di Lapangan Parkir Utara Trans Studio, Makassar. Band asal Belo Horizonte yang berdiri pada 1984 itu menggelar Indonesia Revision Tour 2012. Namun, tidak banyak penggemar yang menyaksikan konsernya, Minggu (11/11/2012) malam.
Massa fans hanya sekira 500-an orang, kendati tampak menikmati irama garang trash-metal yang menggebu-gebu dari vokal Derrick Green dengan diiringi Paulo Jr. (bass), Andreas Kisser (gitar), Eloy Casagrande (drum dan perkusi). Suara latar penonton yang sebagian kecil hapal lirik lagu-lagu yang dialunkan ternyata tidak cukup keras untuk mengimbangi sound-systems dengan volume 75.000 watt.
Sepultura pun terkesan cenderung mengulur-ulur waktu pertunjukan. Hingga pukul 22.00 WITA, beberapa kru panggung grup band Brasil tersebut masih mengecek volume suara peranti musik yang akan mereka mainkan.
Tata lampu yang di beberapa titik mati terpaksa diperbaiki teknisi elektronik dengan memanjat tiang panggung. Efek asap dari dry-ice juga masih dicoba-coba di hadapan para penonton yang sudah menunggu sejak pukul 20.00 WITA.
Tepat di pukul 22.05 WITA, Sepultura naik panggung. Derrick Green menarik urat vokalnya untuk lagu pembuka, Beneath The Remains. Lalu berikutnya bersambung dengan Refuse Resist, Kairos, Recentless, Bags Sost, Convinced.
Sang vokalis yang direkrut dari Cleveland, Ohio, Amerika Serikat – untuk menggantikan posisi Mark Cavalera yang hengkang pada 1996 – lumayan atraktif. Dia muncul mengenakan busana gelap terdiri dari t-shirt dan celana bahan denim. Langsung saja jejingkrakan di atas pentas. Sambil menggenggam erat mikrofon di ujung hidungnya.
Ia menyapa penonton, “Thank you Makassar.” Lantas mengalunkan “Dialog, Attitude, What I Do, Mask, Schizo, Sepulnation, Orgasmatron, Subtraction Slave New World, Territory, Arise”.
Di tengah lagu sempat pula Green berteriak, “Aku cinta Makassar.” Kemudian, menyudahi aksinya dengan mendendangkan “Just One Fix, Territory, Innerself, Arise, Rattamahata, Roots”.
Sepultura sendiri sebelumnya sudah tampil di dua kota, Tenggarong dan Jakarta. Habis 22 buah lagu, usai pula panggung yang disediakan Chambers Entertainment di Makassar.
Meski 5.000 lembar tiket semula disiapkan, sekaligus menjadi target jumlah penonton, tiket yang dibanderol dengan harga Rp 150 ribu itu naga-naganya tidak ludes terjual. Tak ada jumpa pers sebelum dan setelah manggung. Bahkan untuk sekadar tahu: apa untung atau ruginya panitia.
Benar-benar pertunjukan yang antiklimaks, di sela ironi tentang hikayat Sepultura sendiri. Band yang awalnya didirikan dua bersaudara, Max dan Igor Cavalera. Dua pendirinya itu sudah lama pergi meninggalkan memori. Tinggallah kini para penonton yang mungkin sedih sendiri sambil menyanyikan lagu-lagu kejayaan yang sempat mereka ciptakan.
(tre)