JAKARTA – Cindy Claudia Harahap mengaku telah menjadi korban malapraktik Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan. Nyawanya hampir melayang akibat pihak RSPI salah mendiagnosa penyakit yang dideritanya, beberapa bulan lalu.
"Saya 40 hari dirawat, saya sudah hampir mati. Karena salah diagnosa dari RSPI. Tetapi biarlah kesehatan saya sudah membaik saat ini," ungkap Cindy saat ditemui di kediaman Krisdayanti, di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Rabu 5 September 2012.
Diakui Cindy, penyakit sebenarnya baru diketahui setelah dia berobat ke Singapura. Padahal sebelumnya, pihak RSPI mengtakan dia menderita infeksi usus, bahkan telah melakukan tindakan operasi. Namun hasilnya tetap nihil.
"Saya enggak tahu karena enggak sadar saat itu. Saya dikatakan infeksi usus. Maka oleh dokter perut saya dibuka, usus saya dikeluarin dan dibersihin. Ternyata enggak membaik, malah semakin parah. Saya ke dokter Pluit, tetapi enggak berani, karena sudah dibuka oleh RSPI. Akhirnya saya ke Singapura, dua jam saya di sana sudah ketahuan sakit saya apa, yaitu infeksi kandungan," urainya kesal.
Akibat kejadian itu, Cindy dan suaminya, Thoriq Eben Mahmud, berniat menuntut RSPI. Karena hampir menghilangkan nyawa seseorang, maka RSPI pantas mendapat ganjaran yang setimpal.
"Karena mereka (RSPI) main-main dengan nyawa saya. Saya enggak tahu suami akan menindaklanjuti. Saya kira perlu dikasih pelajaran, karena main-main dengan nyawa," paparnya.
Hingga saat ini, sakit yang diderita Cindy belum bisa dikatakan 100 persen sembuh. Karena saat di Singapura, Cindy belum sempat menyembuhkan kandungannya yang sakit.
"Dan saat ini saya belum sembuh benar. Bekas operasi perut saya itu infeksi juga. Jadi itu dulu yang disembuhkan, dan baru menyembuhkan kandungan saya," tandasnya.
(ega)