Balawan & Mr D Bikin Takjub UGM
JAKARTA - Musisi Jazz sohor asal Bali karena kepiawaiannya bermain gitar dengan teknik touch tapping style, I Wayan Balawan atau yang dikenal Balawan bersama gitaris asal Surabaya yang menamakan dirinya sebagai Mr. D berhasil menyuguhkan penampilan memukau di acara "Tokobagus.com Goes To Campus 2012" yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis (15/3/2012).
Dalam penampilannya baik Balawan maupun Mr.D melakukan aksi petik gitar yang unik dan berbeda dengan gitaris-gitaris lain yang pernah ada. Balawan dengan teknik tapingnya yang terkenal, tampak jari jemarinya dengan anggun menari-nari di dua neck gitar layaknya sebuah permainan piano. Ratusan mahasiswa yang menonton tampak terbius.
”Kami sangat senang dengan kedatangan Balawan, permainannya sangat luar biasa, apalagi kampus UGM memang belum pernah kedatangan gitaris sekaliber Balawan,” ungkap Abi, mahasiswa UGM yang memang mengagumi teknik bermain gitar Balawan. Seperti dalam rilisnya.
Penampilan Balawan tak hanya memainkan alat musik gitar semata, bahkan dengan keunikannya, Balawan mampu menghipnotis mahasiswa yang hadir dengan lagu-lagu berjudul Mie Goreng, Just Keep Loving, Waiting In Vain, Semua Bisa Bilang dan I Will Survive yang dikemas menjadi amat menarik.
“Kami sengaja mengundang Balawan dan Mr.D di kampus UGM Yogya, sebagai bentuk apresiasi dan edukasi kepada para mahasiswa di kampus ini, “ terang Ichwan Sitorus selaku PR Manager Tokobagus.com.
Sekilas mengenal Balawan, mungkin dia adalah satu-satunya gitaris 8 finger tap independent di Indonesia. Dia lahir di Gianyar, Bali, pada 9 September 1973.
Dia sudah mengenal musik sejak usia delapan tahun, dan membentuk band pertama kali saat di bangku Sekolah Dasar.
Dia saat itu memainkan musik grup rock Scorpions, Deep Purple hingga Beatles. Bosan dengan rock dia pindah ke Sydney, Australia untuk sekedar belajar musik jazz dan vokal di Australian Institut Of Music.
Balawan tinggal selama lima tahun di Sydney, dan dikenal baik sebagai musisi berbakat. Hingga akhirnya memutuskan pulang kampung ke Bali pada 1997. Dia lalu membentuk band bernama Batuan Ethnic Fusion, band yang mencampurkan musik etnik Bali dengan musik jazz moderen.
(tre)
