JAKARTA - Aktor cilik, Emir Mahira baru meraih penghargaan Best Performence di Festival Teheran, Iran untuk film Garuda Di Dadaku. Atas prestasi itu, dia mengaku terkejut dan tak bisa berkata apa-apa.
"Enggak nyangka lagi makan di rumah tiba-tiba dapet kabar itu beberapa minggu lalu. Senang banget. Garuda Di Dadaku 1 sudah lama, jadi enggak nyangka saja senang banget dapet pemeran nominasi pria terbaik dari saingan yang ekspert. Yang jelas speachless lah," jelas Emir ditemui di FX Plaza, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2011).
Dengan penghargaan yang disabetnya itu, pria kelahiran Jakarta, 19 September 1997 merasa terpacu ingin lebih mendalami akting di bangku sekolah.
"Yang jelas penghargaan ini bisa bantu ke sekolah seni, dan membantu masa depan juga. Karir akting belum tau, ikutin flow saja," ucapnya.
Selama terjun ke dunia peran, Emir mengaku paling susah memerankan karakter Rumah Tanpa Jendela. Di mana siswa ISS (Internasional School Singapura) kelas 9 itu diwajibkan menitikkan air mata.
"Sejauh akting yang paling susah, jadi peran autis di film Rumah Tanpa Jendela. Kalau akting nangis sih gampang, soalnya nenek saya baru meninggal jadi kalau akting nangis tinggal ngingetin nenek saja," tutupnya.
(efi)