Belakangan, pihak developer bahkan meminta ganti rugi kepada Ashanty dengan dalih sudah mengeluarkan biaya untuk membangun jalan dan menguruk balong. Kondisi inilah yang membuat Ashanty curiga ada praktik mafia tanah di balik kasus tersebut.
“Semua surat lengkap ada. Kalau ada dua surat atas tanah yang sama, ya harusnya cari solusi. Bukan main bangun seenaknya,” ujar Ashanty.
Bagi istri Anang Hermansyah itu, tanah di Cinangka bukan sekadar harta warisan, melainkan penuh kenangan. Saat kecil, ia kerap diajak ayahnya memancing dan berkumpul di saung bersama keluarga.
Itulah sebabnya Ashanty bertekad memperjuangkan hak keluarganya agar lahan tersebut tidak jatuh ke tangan yang salah.
(kha)