JAKARTA – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menerima audiensi Ketua DPD Partai Gerindra Papua Barat Daya Oktasari Sabil bersama sineas nasional Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen, di kantor Kementerian Kebudayaan, Selasa (8/7/2025).
Audiensi tersebut membahas rencana produksi film berjudul Helena yang mengangkat kekayaan budaya, adat, dan pariwisata dari enam wilayah di provinsi termuda Indonesia, Papua Barat Daya.
Menbud Fadli Zon menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk mendorong afirmasi kebudayaan di wilayah timur Indonesia, termasuk melalui pemanfaatan Dana Indonesiana.
“Kami tentu mendukung film ini. Dana Indonesiana bisa dimanfaatkan untuk kegiatan riset, penulisan skenario, hingga produksi film dokumenter sebagai bentuk alih wahana dari karya sastra ke media film,” ucapnya.
Dalam pertemuan ini, Oktasari Sabil menyampaikan bahwa Papua Barat Daya memiliki potensi besar di bidang kebudayaan dan pariwisata yang selama ini belum banyak terangkat dalam media nasional.
Rencana produksi film Helena diharapkan menjadi momentum untuk memperkenalkan wilayah seperti Raja Ampat, Sorong, Maybrat, Tambrauw, Sorong Selatan, dan Kota Sorong kepada khalayak luas.
“Film ini kami rancang untuk menggambarkan keunikan budaya, hasil alam, dan kearifan lokal di enam kabupaten/kota Papua Barat Daya, dan ditayangkan secara nasional. Ini upaya strategis kami untuk mendongkrak sektor budaya dan pariwisata di provinsi baru,” ujarnya.
Sineas Ari Sihasale juga turut menjelaskan bahwa film Helena merupakan adaptasi dari novel Helena: Bunga Demokrasi Papua Barat, yang berkisah tentang seorang perempuan Papua yang kuat dan mencintai tanah kelahirannya.
Adapun lokasi pengambilan gambar akan dilakukan di beberapa titik strategis, seperti Raja Ampat dan Tambrauw.
“Papua identik dengan kekuatan laki-laki, namun lewat Helena kami ingin mengangkat sosok perempuan yang menjadi simbol kekuatan dan harapan. Ini bukan sekadar film, tapi bagian dari misi budaya,” ujar Ari.
Ari menegaskan bahwa pihaknya ingin bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan untuk memperkenalkan sisi positif Papua Barat Daya, termasuk warisan seperti kain Timor yang digunakan sebagai mas kawin di Maybrat.
Menanggapi hal tersebut, Menbud Fadli menyampaikan dukungannya dalam upaya yang dilakukan oleh DPD Partai Gerindra, serta Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen dalam memperkenalkan kekayaan budaya yang ada di Papua Barat Daya.
“Tentu kami sangat mendukung produksi film Helena ini sebagai upaya kita bersama dalam memperkenalkan budaya yang ada di tanah Papua, khususnya Provinsi Papua Barat Daya. Kita juga ingin memberikan afirmasi kepada daerah timur dengan berbagai program pemerintah, salah satunya program Dana Indonesiana,” ujar Menbud Fadli.
Dirinya juga menambahkan harapannya terhadap komunitas-komunitas budaya yang ada di tanah Papua agar dapat mengakses Dana Indonesiana secara menyeluruh guna mendorong berbagai aktivasi budaya daerah Papua dan sekitarnya.
Terakhir, Menbud menyampaikan dukungannya terhadap produksi film Helena guna memperkenalkan kekayaan budaya dan pariwisata di Papua Barat Daya, serta menyampaikan harapannya untuk dapat berkunjung ke provinsi tersebut guna melihat secara langsung potensi budaya dan berbagai situs sejarah penting yang dapat diangkat sebagai warisan budaya nasional.
Melalui audiensi ini diharapkan menjadi peluang kolaborasi dalam menjadikan film Helena sebagai jendela promosi budaya dan pariwisata provinsi Papua Barat Daya ke tingkat nasional, sekaligus memperkuat narasi Papua sebagai wilayah yang kaya, kuat, dan berdaya.
(Wul)