JAKARTA - Direktur Utama PT. Java Festival Production, Dewi Gontha, menanggapi pandangan publik yang menyebut musik jazz di Java Jazz Festival mulai luntur. Sebab, pihak penyelenggara banyak mengundang musisi yang justru mengusung genre lain dalam beberapa tahun terakhir.
Dewi pun menjelaskan alasan pihaknya membuat formula baru dalam mendatangkan musisi di acaranya.
Setidaknya, kata Dewi, ada dua alasan logis mengapa pihak penyelenggara mencampurkan genre lain di Java Jazz Festival. Alasan tersebut terkait soal marketing dan membuka kesempatan bagi para musisi muda meski mengusung genre lain.
"Jadi kalau ada yang nyinyir 'ah Java Jazz udah nggak jazz lagi' nggak apa-apa, tapi pada akhirnya kita bisa bersaing dengan mengikuti perkembangan, dan nanti akan kita tampilkan di program Java Jazz," kata Dewi Gontha di kawasan Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Sebagai promotor konser, Dewi mengaku sering melalukan riset terhadap gelaran festival musik di dunia. Dia justru menemukan penampilan Foo Fighters (rock alternatif) di banyak festival jazz.
Bagi Dewi, hal itu sah-sah saja dilakukan oleh pihak penyelenggara dalam menyuguhkan dobrakan baru bagi penonton setianya.
"Balik lagi, kita kan ngikutin festival di seluruh dunia, dan ini kemarin kita riset festival Jazz dunia, line upnya ada Foo Fitghter, dan lain-lain," pungkasnya.
(aln)