2. Keluarganya Pernah Diusir dari Rumahnya Sendiri
Sebelum merantau ke Kutoarjo, keluarga Ganjar Pranowo cilik pernah harus “diusir” dari rumahnya. Pengusiran ini memaksa keluarga pindah rumah ke Kecamatan Karanganyar, di Ibu kota kabupaten.
Lantaran bapaknya telah menjual rumah dan sang pemilik ingin menempatinya. Padahal, sesuai kesepakatan, keluarga Ganjar masih diperbolehkan menghuni sampai mendapatkan rumah baru.
Kejadian pengusiran itu sangat menyayat hati Ganjar kecil. Ia melihat di depan matanya, bagaimana bapaknya beradu mulut.
Sang ibu sampai menitikkan air mata. “Dalam tangisnya, ibu memberi isyarat bahwa kami tidak boleh ikut terlibat urusan orangtua. Aku sangat terpukul dengan kejadian ini,” tutur Ganjar.
Setelah kejadian adu mulut itu, Ayahnya pamit kepada istri dan anak-anaknya untuk mencari rumah kontrakan. Ia baru pulang tengah malam. Kabar baik itu akhirnya datang dan sang bapak meminta seluruh anggota keluarga esok pagi untuk bersiap-siap pindah.
3. Miliki Rumah Baru yang Menyedihkan
Setelah pindah, rumah yang ditempati Ganjar Pranowo cilik justru lebih menyedihkan. Rumah kontrakan ini berupa bangunan berdinding tripleks dan beralas tanah. Lokasinya berdekatan dengan gudang gamping.
“Kami menempati rumah ini karena tak punya pilihan lain. Uang kami tak cukup untuk menempati rumah yang bagus,” cerita Ganjar.