Akhirnya, Tamara mulai mempelajari Alquran dan membaca banyak buku kisah para nabi. “Setelah melalui proses pengamatan dan belajar selama beberapa bulan, akhirnya saya putuskan untuk memeluk agama Islam,” katanya.
Setelah yakin, Tamara Bleszynski kemudian mengungkapkan keputusannya itu kepada kedua orangtuanya. Sang ibu yang memang seorang muslim, menyambut baik keinginan putrinya tersebut.
“Di lain pihak, papa tidak menghalangi niat baik saya. Beliau berusaha menerima dan mendukung keputusan saya. Mereka adalah orangtua yang sangat demokratis,” tuturnya lagi.
Tinggal lama di Indonesia, membuat mendiang Zbigniew Bleszynski memiliki toleransi sangat tinggi terhadap umat muslim. Dia bahkan kerap menyumbang untuk pembangunan masjid dan membagikan makanan selama Ramadan.
Setelah resmi menjadi mualaf, Tamara Bleszynski mengaku, tidak mudah menjalankan agama barunya. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah salat. Untuk bisa cepat memahami gerakan salat, dia membaca buku berisi tuntunan salat.
“Tak sampai 1 bulan, saya sudah hapal semua bacaan dan gerakan salat. Alhamdulillah, saya sudah bisa menjalankan salat lima waktu,” tuturnya.
(dwk)