“Sudah mulai dari tahun lalu, sudah ngobrol-ngobrol sama Bentang itu sudah cukup lama, ditawarkan project menulis buku juga. Cuma dulu aku masih galau saja kalau mau nulisbuku seperti apa, takutnya kalau nanggung dan setengah-setengah konsepnya juga orang nanti enggak bisa menikmati,” ucap Maudy Ayunda kepada KORAN SINDO seusai peluncuran bukunya di Le Seminyak, Cipete, Jakarta Selatan, belum lama ini.
“Sampai akhirnya ada beberapa brainstorming sessiondan aku semakin jelas bayangannya pengin bikin buku seperti apa dan akhirnya buku ini konsepnya adalah kompilasi cerita-cerita aku, ada auto biografi juga, ada aspek-aspek pemikiran-pemikiran yang kayak esai, quotes, playlistaku, macam-macam,” lanjutnya.
Proyek ini muncul ketika pelantun Perahu Kertasini bertukar pikiran dengan penerbit yang mengetahui bahwa sang penyanyi sudah gemar menulis sejak belia. Ketika masih duduk di bangku SD, pemilik nama lengkap Ayunda Faza Maudya ini bahkan sudah menulis beberapa cerita pendek.
Beruntung, tulisan-tulisannya saat itu ternyata masih disimpan rapi oleh sang ibu. Karya-karya tersebut yang akan jadi sumber cerita untuk buku keduanya yang ditujukan bagi pembaca muda. Selain menulis kisah fiksi anak, Maudy kecil juga senang menulis jurnal harian.
Segala pelajaran yang mengharuskannya untuk menulis esai adalah pelajaran favoritnya.
“Aku suka banget sastra Indonesia, sastra Inggris, sejarah. Aku suka ilmu sosial, aku suka nulisesai atau berargumentasi atau menyampaikan pesan lewat tulisan dan pada akhirnya mama keluarkan arsip yang masih terjaga rapi kira-kira ada lima cerita gitu, yakni seri buku anak based oncerita yang aku tulis pas 10-11 tahun ,” papar Maudy yang punya keinginan merilis sebuah buku serial anak-anak untuk karya selanjutnya.