JAKARTA – Indonesia pernah memiliki era hitam di mana film-film horornya dipenuhi dengan unsur seksual. Pada masa itu, film-film genre horor justru tidak membuat takut para penonton. Adegan-adegan seksual justru menjadi produk jualan mereka.
Masa kelam tersebut kini diakui oleh Ketua Umum Lembaga Sensor Film, Ahmad Yani Basuki, sudah hilang. Terbukti di tahun 2017 film-film horor Indonesia berlomba menarik penonton dengan kualitasnya. Beberapa film seperti Danur dan Pengabdi Setan bahkan bisa mendapatkan jumlah penonton hingga jutaan.
Dalam hal ini, LSF rupanya banyak melakukan sosialisasi agar para produser film mengurangi konten pornografi yang tidak mendidik. Kini Ahmad Yani Basuki melihat bahwa para produser mulai bermain dengan kualitas dalam film-film horornya.
(Baca Juga: Dimas Anggara Dipolisikan Diduga Lakukan Penganiayaan)
(Baca Juga: Jason Statham Kritik Para Aktor Superhero)
“Dan saya tidak melihat lagi hal seperti itu dominan sekarang ini. Dulu-dulu ada masa-masa yang sangat vulgar lah, yang begitu akhir-akhir ini saya tidak melihat itu. Para produser, filmmaker, sutradara juga pasarnya cenderung mengedepankan hal-hal yang lebih bernilai dan lebih beredukasi. Mempertontonkan yang cerdas. Kalau pun itu ada jumlahnya sangat terbatas dan memang menjadi bagian dari cerita lah. Saya melihat itu cukup berkurang, lebih mengedepankan hal-hal yang edukatif dan lebih cerdas,” papar Yani kepada Okezone.
Selain itu, LSF juga membenarkan jika produser-produser nakal sudah mulai berkurang saat ini. LSF sebagai lembaga independen berusaha keras untuk memperketat film-film yang tayang agar tidak memberikan dampak negatif terhadap masyarakat Indonesia.
“(Sutradara nakal) hampir sudah enggak ada, satu atau dua pernah ada. Biasanya tayang lebih cepat sebelum disensorkan, bersamaan dikirimkan ke sini tapi sudah ditayangkan, pernah ada dulu. Sudah kita tegur dan ingatkan. Tetapi itu relatif kecil. Jadi, cenderung menurut saya produser-produser sudah memahami lah terutama mereka yang sudah senior. Di samping itu LSF juga memberi sosialisasi,” sambungnya.
Ahmad Yani Basuki berharap ke depannya film-film Indonesia tetap bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas yang disuguhkan melalui filmnya. Iklim penonton yang semakin membaik pun sudah seharusnya dibalas dengan karya-karya terbaik dari anak bangsa.
(kem)