SOLO- Kecintaan Waljinah terhadap dunia musik Keroncong tak perlu diragukan lagi. Sudah 1.700 lagu di luncurkan sejak pertama kali Waljinah mengawali karir di dunia musik keroncong pada tahun 1965 setelah keluar sebagai pemenang dalam kontes lagu keroncong Bintang Radio Indonesia.
Atas dasar rasa cinta terhadap dunia musik Keroncong itulah, meski dalam keadaan belum sehat benar, Waljinah menunjukan buku Otobiografi miliknya yang berjudul 'Waljinah'.
"Semoga lewat buku ini,pesan saya terhadap generasi muda untuk mencintai musik Keroncong bisa tersampaikan,"papar Waljinah sambil menunjukan buku otobiografi miliknya, saat ditemui Okezone,di kediamannya di Jalan Parang Centel, Mangkuyudan, Laweyan, Solo,Jawa Tengah, Rabu (26/2/2014)
Uniknya, selain mengambil judul buku namanya sendiri 'Waljinah', jumlah halaman dalam buku itupun disesuaikan dengan umurnya saat ini,yaitu 68 lembar.
Dalam buku tersebut, selain menerangkan arti dari pemberian nama Waljinah, yang diambil dari bulan saat Waljinah dilahirkan yaitu bulan Sawal (Wal) dan pada tahun Je (Ji) atau sejinah (10) maka diberikanlah kepadanya nama Waljinah,juga memuat perjalanan hidupnya sejak kecil hingga saat ini. Termasuk perjalanan karir Waljinah sebagai penyanyi musik Keroncong.
Pada buku tersebut disebutkan bila Waljinah mengawali karir pada tahun 1965 setelah menang menjadi juara 1 Bintang Radio Indonesia dan mulai maluncurkan album kompilasi bersama Enny Koesrini yang berjudul Elingo Beboyo Margo pada tahun 1968. Dan pernah berduet bersama penyanyi keroncong asal Surabaya, Musmulyadi yang biasa di juluki “Buaya Keroncong”.
Selain Walang Kekek lagu yang terkenal lainnya adalah Jangkrik Genggong. Tak hanya itu saja,dalam otobiografi tersebut juga diceritakan persahabatan Waljinah dengan sejumlah seniman besar lainnya seperti Gesang, Andjar Any, dan Ismail Marzuki,Darwanto dan Waluyo.
Termasuk dedikasi Waljinah terhadap musik keroncong sehingga Waljinah rela dipanggil sebagai bintang tamu di acara ketoprak, Wayang Kulit, dan berbagai acara seni lainya, meski tak dibayar. Tak heran bila pengabdian Waljinah terhadap dunia musik keroncong membuat Bung Karno sering mengundangnya ke Istana Kepresidenan.
Menyinggung minimnya generasi muda saat mengikuti jejaknya sebagai musisi keroncong juga diakui oleh Waljinah. Secara terang-terangan Waljinah mengaku prihatin melihat sikap generasi muda condong lebih tertarik terhadap musik barat.
Meskipun musisi musik keroncong pun saat ini mulai bermunculan, namun Waljinah masih belum melihat para musisi keroncong baru tersebut dengan benar membawakan musik keroncong. Tak heran, selain buku otobiografinya tersebut,saat dirinya sudah kembali sehat, Waljinah bertekad akan kembali meneruskan sekolah musik keroncong yang didirikannya.
"Saiki kui boten wonten sing iso bawake lagu keroncong sing bener. Biar akeh pada muncul penyanyi keroncong anyara. Ning intonasi keroncongnya kurang pas. Engko yen aku wis waras, sekolah musik sing tak didirike arep tak lanjutke. Iki aku wis duwe 20 murid. (Sekarang itu tidak ada yang bisa membawakan lagu keroncong dengan benar. Biar banyak bermunculan penyanyi keroncong baru. Tetapi intonasi keroncongnya kurang pas. nanti bila aku sudah sembuh,sekolah musik yang tak didirikan tetap tak lanjutkan. Sekarang aku sudah punya 20 murid),"pungkasnya.
(uky)