JAKARTA- Namanya Sinar. Usianya baru 6 tahun. Di usia sekecil itu, Sinar harus mengemban tugas layaknya orang dewasa. Usai bersekolah, Sinar merawat ibunya yang lumpuh. Hal itu dia lakukan sejak berumur 4 tahun.
Kisah Sinar menginspirasi Charly yang saat itu masih bersama ST12 mengunjungi rumah Sinar di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Sepulang mengunjungi Sinar, Charly membuat sebuah lagu berjudul "Sinar Pahlawanku". Dari lagu itulah, Ki Kusumo berani berniat menggarap film tentang kehidupan Sinar.
Film yang berjudul Jangan Menangis Sinar itu akan mulai diproduksi akhir tahun ini. Sebagai langkah awal, Ki Kusumo meminta persetujuan Sinar dan keluarganya untuk mengangkat kehidupan mereka. Sinar dan keluarganya pun diberangkatkan ke Jakarta untuk membuat beberapa kesepakatan.
"Selain ingin bertemu langsung dengan Sinar, hari ini ada penandatanganan kesepakatan dengan keluarganya. Intinya, pihak keluarga Sinar tidak keberatan jika kisah Sinar diangkat menjadi sebuah film atau dijadikan obyek cerita," ujar Ki Kusumo saat ditemui di kantornya, kawasan Jatiasih, Bekasi.
Menurut produser yang juga paranormal ini, kesepakatan itu dibuat agar tidak ada pihak lain yang mendompleng atau memanfaatkan filmnya jika sudah rampung dibuat. Dalam surat kesepakatan itu, Ki Kusumo mewakili Putra Kusuma Pictures, rumah produksi miliknya. Sedangkan keluarga Sinar diwakili neneknya, Idariah dan didampingi Arifuddin, guru Sinar yang sengaja datang.
"Yang datang ke Jakarta neneknya, karena ibunya kan lumpuh," katanya.
Tak lupa, Ki Kusumo memberikan hadiah khusus kepada Sinar. Lokasi syuting film ini nantinya akan dilakukan di tempat asli Sinar bermukim. Charly yang kini mendirikan Setia band juga akan ikut membintangi film ini.
"Lebih pada keperluan sekolah Sinar dan kebutuhan dia sehari-hari, biar lebih semangat," pungkasnya.
(rik)