JAKARTA - Film animasi Merah Putih: One For All tengah menjadi sorotan setelah dinilai sebagai proyek yang memaksakan hingga diisukan menghabiskan biaya produksi senilai Rp6,7 miliar.
Produser sekaligus sutradara film Merah Putih: One For All, Endiarto, menanggapi santai komentar miring masyarakat terhadap karya garapannya ini.
Dia mengakui bahwa film ini memang disiapkan untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 di 2025 ini.
"Ya namanya media sosial pastilah banyak asumsi-asumsi sesuai perspektif masing-masing. Ya wajar saja gitu loh, jadi mau diapain? Tinggal kalau mungkin ada yang bertanya langsung kepada kami, ya kami akan berikan keterangan yang apa adanya, yang benar dan itu akan dengan sendirinya meluruskan apa yang simpang siur terjadi," ucap Endiarto saat ditemui di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Endiarto lalu membantah tegas isu yang menyebut pihaknya menerima sejumlah dana produksi dari pemerintah untuk menggarap film tersebut. Dia bahkan mengatakan kalau biaya produksi dikumpulkan sendiri oleh tim secara kolektif.
"Kalau ada biaya seperti itu saya sangat bersyukur. Tetapi, kami ini enggak ada biaya satu peser pun tidak ada. Jadi kami ini sifatnya gotong royong, mandiri, urunan. Bukan berarti urunan duit saja, urunan tenaga, pikiran, dan waktu. Jadi siapa sih mau?" jelasnya.
Endiarto kemudian menyebut kalau ide pembuatan film ini memang berasal dari rasa nasionalisme sejumlah pihak untuk memeriahkan Agustusan.
"Enggak semuanya orang berpikiran ke angka, tapi ada juga orang-orang yang memiliki idealis, 'oke, kita sama-sama ini' Nah, ternyata ada beberapa itu termasuk animatornya, termasuk asisten, termasuk produsennya, kita kumpul, jadi tidak ada kamu dapat sekian, enggak ada," lanjutnya.
Di sisi lain, Endiarto memang mengakui kalau biaya produksi film animasi sendiri jauh lebih tinggi ketimbang pembuatan film-film biasa.
"Kalau mau dihitung film animasi itu bisa 3-4 kali lipat dari film biasa, baik biaya maupun waktunya. Kalau kami dihitung begitu kita total-totalnya bisa lebih (dari yang dibicarakan) cuma kita enggak ada dapatnya dari mana," kata dia lagi.
Sementara untuk komentar miring netizen terkait kualitas film ini, Endiarto tak kalah legowo dalam menanggapinya. Dia terang-terangan mengaku tak mempersoalkan jumlah penontonnya setelah film ini tayang serta bakal menerima apapun hasil yang diperoleh.
"Kalau soal respons penonton nanti, kalau Alhamdulillah besar, ya kita menikmati, kalau kecil ya kita menikmati juga, kalau kosong, enggak ada yang nonton satupun, ya kita sudah niat dari awal, kita hanya memberikan sumbangsih, kontribusi untuk mewarnai (HUT RI), itu saja niat kami," tandasnya.
(kha)