JAKARTA - Sarwendah menjelaskan proses kremasi Hendrik Lo merupakan permintaan sang ayah sebelum berpulang pada 19 Juli 2025. Namun, permintaan itu rupanya sempat ditentang sang bunda.
Diakui Sarwendah rencana pemakaman orangtua setelah meninggal memang sudah menjadi perdebatan dianrara mereka.
Sebagai anak, Sarwendah hanya bisa mendukung pilihan terbaik dari ayah dan ibunya itu.
"Jadi Papi Mami aku memang sempat debat ternyata, katanya, setelah mami tenang, tanya mau dikubur apa kremasi, aku ikutin aja, cariin yang terbaik, ternyata Papi maunya dikremasi, mami maunya dikubur," tutur Sarwendah di rumah duka, Rabu (23/7/2025).
Namun, setelah mencari tempat yang cocok untuk melakukan kremasi, ibunda Sarwendah akhirnya setuju dengan kemauan sang suami.
Sarwendah dan keluarga pun mewujudkan kemauan almarhum untuk dikremasi hari ini, Rabu (23/7/2025), setelah Hendrik berpulang karena komplikasi penyakit.
"Tapi pas kita cari, lihat tempatnya ternyata Papi suka kalau dikremasi, dan mami juga belinya yang double (gucinya), pengin juga suatu saat mami maunya ditaro bareng," terangnya.
Sarwendah menilai kedua orangtunya itu merupakan role model baginya sejak lama. Dari mereka, Sarwendah juga belajar cara mempertahankan rumah tangga meski akhirnya gagal.
"Ya pasti lah itu impian aku yang dari dulu kiblat aku ketika menjalani hubungan rumah tangga dari keharmonisan orang tua. Cuma kan balik lagi kadang kehidupan rumah tangga orang berbeda-beda jadi ya tapi ya aku banggalah semua orang melihat orangtua aku adalah orangtua yang sangat ramah dan harmonis," pungkasnya.
(kha)