Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BBI-ACT Gelar Bedah Novel Menolak Ayah Karya Ashadi Siregar dalam Malam Sastra Canberra

Novita Melieyana , Jurnalis-Senin, 04 November 2024 |00:50 WIB
BBI-ACT Gelar Bedah Novel <i>Menolak Ayah</i> Karya Ashadi Siregar dalam Malam Sastra Canberra
Bedah Novel Menolak Ayah Karya Ashadi Siregar dalam Malam Sastra Canberra. (Foto: BBI-ACT)
A
A
A

CANBERRA - Novel Menolak Ayah karya Ashadi Siregar dibedah dalam Malam Sastra yang digelar di Canberra, Australia, pada 2 November 2024. Ashadi selaku penulis novel itu hadir secara daring.

Pakar sastra Jawa George Quinn dan Jennifer Lindsay yang merupakan penerjemah novel Menolak Ayah dalam bahasa Inggris tampil sebagai bintang tamu dalam diskusi tersebut. 

Sementara Amrih Widodo, Presiden Balai Bahasa Indonesia ACT memandu jalannya acara Malam Sastra yang dihadiri komunitas pencinta sastra Indonesia di Canberra, termasuk dosen, mahasiswa, dan penggiat sastra.

Para peserta disuguhi hidangan khas Batak sebelum memulai diskusi. Beberapa peserta bahkan mengenakan ulos untuk menghidupkan budaya Batak dalam novel tersebut. 

“Kami memulai acara ini dengan bersantap bersama sehingga tercipta suasana hangat. Ini juga kesempatan bagi peserta untuk mengenal budaya Batak melalui kuliner,” ungkap Amrih Widodo. 

Bedah Novel Menolak Ayah
Bedah Novel Menolak Ayah di Canberra, Australia, pada 2 November 2024. (Foto: BBI-ACT)

Dalam ulasannya, George Quinn mengatakan, novel Menolak Ayah tak sekadar membahas hubungan ayah dan anak. Lebih dari itu, novel tersebut membahas konsep kebangsaan di awal terbentuknya Indonesia. 

Quinn menambahkan, novel Menolak Ayah merupakan salah satu karya sastra modern yang berupaya menjaga kemurnian bahasa Indonesia dari pengaruh bahasa lain, khususnya bahasa Jawa. 

Novel itu kemudian menjadi ajang negosiasi politik bahasa di mana percampuran budaya dan bahasa dipengaruhi kekuasaan. Sementara dari kacamata Ashadi Siregar, novel tersebut menggambarkan dua dunia.

Pertama, dunia mikro yang membahas tentang perjalanan hidup anak Batak bernama Tondinihuta yang telah ditinggalkan ayahnya sejak kecil. Kedua, makro yang membahas situasi politik Indonesia di era ‘50 hingga ‘60-an. 

Ashadi Siregar menegaskan, tema utama dalam novelnya adalah perlawanan terhadap penindasan. Dalam Menolak Ayah, perlawanan tersebut disuarakannya lewat hegemoni bahasa Indonesia yang terkontaminasi bahasa Jawa.

 

Novel Menolak Ayah dirilis Ashadi Siregar sekitar tahun 2018. Novel itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Jennifer Lindsay dengan judul Rejection: A Sumatran Odyssey.

Bedah Novel Menolak Ayah
Bedah Novel Menolak Ayah di Canberra, Australia, pada 2 November 2024. (Foto: BBI-ACT)

Malam Sastra merupakan program rutin BBI-ACT yang mendapat dukungan dari KBRI Canberra. Program itu bertujuan untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman budaya pengajar dan pelajar Indonesia di Canberra. 

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Mukhamad Najib mengatakan, BBI-ACT telah menggelar empat kali Malam Sastra dengan mengundang para sastrawan sebagai bintang tamu.*

(SIS)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita celebrity lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement