Shae Akui Dirinya Bule Kampung
JAKARTA - Penyanyi muda berbakat, Sheryl Geting alias Shae (baca: Sye) punya keistimewaan tersendiri karena di lahirkan oleh orangtua campuran Riau dari ibunya dan Australia dari bapaknya. Parasnya memang terlihat bule banget, jika bertemu sekilas dengannya tak tampak ia adalah orang Indonesia.
Dara yang tinggal di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, merasa bersyukur telah dibesarkan di tengah-tengah budaya Indonesia. Dari mulai memanggil orangtua saja ia menyebut ibu dan bapaknya, emak dan babeh. Seperti layaknya orang Betawi. Soal makanan, Shae menyukai kuliner Sunda termasuk lalapan mentah.
Dara 18 tahun yang kini merilis album penuh berisi delapan lagu bertajuk Shae the First ini punya karakter vokal unik, bisa mewarnai industri Tanah Air yang kini memang sedang “krisis” penyanyi solo wanita yang punya karakter beda.
Shae bukan juga penyanyi karbitan. Ia tiga tahun sekolah vokal di Farabi, lalu melanjutkan les privat ke guru vokal Doddy Katamsi. Hasilnya, memang tidak mengecewakan. Jika mendengar seluruh lagu di albumnya, teknik vokal yang dimiliki Shae cukup baik.
Produser album Shae, Posan Tobing berani bilang Shae punya aura kuat, vokalnya berkarakter serta punya warna yang jarang di Indonesia.
Shae saat berkunjung ke redaksi Okezone untuk promo album plus single perdana bertajuk "Kok Telfon Telfon Sih?" sempat ditanya mengenai darah bule yang mengalir di tubuhnya apakah berpengaruh nanti dalam persaingan musik Tanah Air?
“Saya lihat saya sendiri bukan bule, aku lihat aku sendiri bulkam alias bule kampung, hahaha. Itu bukan masalah sih, yang penting aku punya teknik vokal yang baik, nyanyi yang baik,” katanya.
Saat sekolah Shae mengikuti kegiatan teater dan dance. Menurutnya, itu jadi modal berharga saat tampil di panggung.
“Panggung itu bagaikan rumah, tempat comfort, aku merasa bebas di panggung. Aku juga anak teater, itu nolong banget,” ungkapnya.
Shae juga memiliki bakat soal fesyen desainer. Semua baju-baju untuk penampilannya atas rancangan sendiri.
(tre)
