JAKARTA - Gitaris Padi Reborn alias Piyu mengungkap sisi gelap industri musik di era digital saat ini. Menurutnya, perkembangan teknologi di industri musik layaknya pedang bermata dua.
Di satu sisi, Piyu mengakui teknologi memberikan kemudahan dalam menyebarkan karya musik secara masif.
"Kita para musisi atau seniman ini tidak bisa menghindari teknologi," kata Piyu di kawasan Senayan, Jakarta pada Jumat (7/11/2025).
Namun, di sisi lain, pria bernama lengkap Satriyo Yudi Wahono ini menyoroti konsekuensi serius dibalik kemajuan yang ada.
Salah satu kekhawatirannya ialah penurunan kualitas audio dari sebuah karya musik. Pasalnya, hal itu menjadi unsur krusial dari sebuah lagu.
"Jadi musik yang harusnya kita dengarkan dengan kualitas audio seperti ini, jadi akhirnya berkurang," jelasnya.
Lebih dalam, Piyu menyebut penurunan kualitas ini akibat langsung dari tuntutan industri kreatif yang serba cepat.
"Karena harus di-share dengan cepat. Kalau umpama di-share dengan cepat, otomatis datanya harus di-kompres, datanya harus dikurangin," papar Piyu.
Dampak lain dari kemudahan teknologi ternyata juga membentuk perilaku baru di kalangan pendengar. Piyu menilai, penikmat musik jadi cenderung tidak sabaran.
Piyu juga mengkritik kebiasaan pendengar yang cuma menggulir (scroll) lagu tanpa mendengarkannya secara tuntas.
"Baru dengerin intronya doang, 'ah enggak enak nih', di-scroll. Padahal intinya ada di belakang," ujarnya.
(kha)