Nobar Sinetron Preman Pensiun X di Bandung Berlangsung Meriah

BANDUNG - Acara nonton bareng (nobar) sinetron Preman Pensiun X yang digelar RCTI di Young Brave Fearless (YBF) Cafe, Buah Batu, Bandung berlangsung meriah, pada Sabtu (31/5/2025) malam. 

Acara tersebut, dihadiri perwakilan MNC Pictures, sutradara, para cast, hingga para penggemar sinetron Preman Pensiun. Acara diawali dengan penayangan episode perdana Preman Pensiun X di layar lebar. 

Setiap adegan yang menampilkan para pemain berakting dan berdialog, para penggemar yang hadir bersorak. Bahkan saat dialog lucu, mereka tertawa.

Puncak acara ditandai dengan penyerahan tumpeng dari VP Director MNC Picture, M Kamil Wahyudi kepada sutradara Aris Nugraha dan Denny Firdaus, pemeran Kang Murad.

“Mudah-mudahan Preman Pensiun X bisa melanjutkan sukses season sebelumnya. Teruslah berkarya, sehingga sinetron ini bisa berlanjut ke season-season selanjutnya,” kata Kamil. 

Preman Pensiun, ujar Kamil, merupakan sinetron seasonal dengan 30-35 episode yang tayang setahun sekali. Di luar kebiasaan, Preman Pensiun X ditayangkan di luar bulan Ramadhan untuk mendulang penonton lebih luas.

Setelah tayang selama 1 dekade, Kamil menuturkan, Preman Pensiun sudah memiliki fans setia yang mengikuti perjalanan sinetron tersebut dari awal. 

Menurut Kamil, keunikan Preman Pensiun terletak pada tidak ada adegan di malam hari. Semua episode, menurutnya, diambil siang hari. Sehingga ketika ada gangguan cuaca, cukup merepotkan bagi para cast dan kru.

Lalu apa yang baru dari sinetron Preman Pensiun X? Menurut Kamil Wahyudi, tema premanisme semakin berkurang dalam musim terbaru ini. Setelah Kang Bahar pensiun, Kang Mus memutuskan beralih profesi sebagai petani dan kembali ke Garut.

Anak buah Kang Mus pun beralih profesi menjadi pelaku usaha kecil. “Kang Cecep misalnya, buat bisnis rengginang, Ujang menekuni bidang otomotif. Adegan preman masih ada, tapi ya minim.”

Selain itu, Preman Pensiun X akan membahas siapa pengganti Ega Robot, termasuk konflik baru seputar perluasan wilayah kekuasaan.

“Intinya, para preman senior seperti Cecep, Ujang, Bubun, dan Murad sudah tidak di dunia premanisme lagi. Tapi dunia itu menyatukan mereka seperti keluarga,” ungkap Kamil.**

(SIS)