JAKARTA - Marthino Lio beberkan berbagai tantangan yang dihadapinya dalam memerankan sosok Glenn Fredly. Marthino Lio hadir dalam film biopik Glenn yang mengangkat tentang kisah perjalanan cinta, karier, dan keluarga sang legenda
Marthino Lio menyatakan ada adegan ketika dirinya nyanyi secara langsung. Dirinya mengaku kesulitan untuk menyamakan suaranya dengan suara milik Glenn Fredly yang cenderung tinggi.
“Agak susah karena Bung Glenn itu suaranya tinggi, jadi kayak aku harus tinggi suara dan harus interview rekan terdekatnya. Ya kan untungnya (dirinya) emang ada basic musik ya” jelas Marthino Lio, kepada awak media di kawasan Kuningan.
Bahkan dirinya sempat menawarkan beberapa aktor lain kepada tim produksi film tersebut untuk memerankan peran tersebut. Akan tetapi, istri mendiang Glenn Fredly, Mutia Ayu menunjuknya dan merasa dirinya sangat cocok untuk berperan sebagai Bung Glenn.
Marthino Lio mengaku sempat merasa beban memerankan sosok legendaris di industri Tanah Air yang karya-karyanya sudah melekat di hati masyarakat Indonesia.
Agar semakin mirip dengan Glenn Fredly, dirinya pun harus menurunkan berat badannya dan rutin berolahraga seperti gym. Ia pun berhasil menurunkan berat badan sebanyak 6 kilogram.
“Nurunin berat badan iya, ninggiin suara, nge-gym, dari 82 kilogram ke 76 kilogram dalam waktu tiga minggu,” ujarnya.
Meskipun harus melalui berbagai tantangan dalam memerankan peran Bung Glenn, tapi Marthino Lio mengaku dapat melewatinya berkat dukungan penuh dari tim produksi dan juga pihak keluarga dari Glenn Fredly.
“Berasa kayak itu adalah proyek yang disertai dan dijaga alam semesta. Pokoknya setiap ada masalah, masalah itu fixed itself,” jelas Marthino Lio.
BACA JUGA:
Sebelum terlibat dalam proyek film ini, Marthino Lio memandang Glenn Fredly layaknya dewa. Tapi begitu mengenal sosok aslinya dari rekan-rekan terdekatnya, ia menganggap sosok Glenn Fredly sebagai pribadi yang begitu luar biasa.
“Dulu sih aku ngeliat Bung kayak dewa, unreachable, untouchable. Tapi setelah bertemu dengan orang-orang yang mengenal beliau, ternyata beliau lebih manusia dari pada manusia. karena beliau fokus melihat bagaimana melihat persamaan dibanding perbedaan dan mementingkan kemanusiaan,” jelasnya.
(aln)