Lembaga Sensor Film Berharap Pembuat Film Anak Makin Ramai

Ady Prawira Riandi, Jurnalis
Senin 26 Februari 2018 10:03 WIB
Poster Film Naura (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA – Satu dekade terakhir, film Indonesia didominasi oleh film dengan genre komedi, drama percintaan, dan horor. Ketiga genre tersebut sudah terbukti sebagai genre paling komersiil yang mampu meraup pundi-pundi rupiah dari penonton.

Namun ironisnya, ketiga genre film di atas termasuk ke dalam film yang bisa dikonsumsi oleh anak-anak dari usia 13 tahun ke atas. Para bos film Indonesia seakan tahu betapa sulitnya menggaet penonton untuk datang ke bioskop menonton film-film anak atau kategori Semua Umur.

Sebagai lembaga yang melakukan sensor terhadap film-film yang beredar di Indonesia, LSF mengaku sangat menyesalkan minimnya animo para pembuat film anak di Indonesia. Padahal film sendiri memegang peranan penting dalam pembangunan karakter bangsa.

(Baca Juga: Laudya Cynthia Bella Dapat Kejutan Ultah dari Keluarga di Indonesia dan Malaysia)

(Baca Juga: Dimas Anggara Dipolisikan Diduga Lakukan Penganiayaan)

Dalam perbincangan bersama Okezone, Ketua LSF Ahmad Yani Basuki mengatakan bahwa rata-rata film yang masuk memiliki target penonton untuk kategori 13 Tahun Ke Atas dan 17 Tahun Ke Atas. Sementara untuk segmentasi Semua Umur, jumlahnya hanya sedikit dan terbilang langka.

“Rata-rata paling banyak itu untuk 13 Tahun Ke Atas sampai 17 Tahun Ke Atas. Agak miskin itu Semua Umur karena mungkin gak terlalu komersiil ya barangkali. Ya anak-anak nonton kan kalau gak dilepas orangtuanya belum tentu nonton juga. Nah, itu kalau boleh saya katakana agak prihatin ya di situ. Justru film untuk usia Semua Umur agak miskin jumlahnya,” kata Yani saat ditemui di kantor Lembaga Sensor Film belum lama ini.

Sejak film Petualangan Sherina yang dirilis pada tahun 2000, otomatis tidak ada film anak untuk kategori Semua Umur yang mampu mendulang kesuksesan serupa. Beberapa terbilang gagal bersinar dan malah tergerus oleh maraknya film luar yang masuk ke Tanah Air. Pun dengan banyaknya rumah produksi yang lebih memilih berjudi dalam mengeluarkan film-film berdasarkan genre yang sedang laris di pasaran.

Namun, Ahmad Yani Basuki mengatakan bahwa pemerintah pun sudah mulai menggerakan langkah demi hadirnya film-film anak di Indonesia. Melalui Kemendikbud, pemerintah berencana untuk memberikan subsisdi bagi para produser film agar mau membuat film anak dan tidak merugi setelah membuat film anak.

“Saya dengar memang itu cenderung rugi gitu tapi ya pemerintah, dalam ini Kemendikbud, saya lihat dalam saat-saat terakhir berusaha untuk mensubsidi misalnya untuk film-film Semua Umur yang baik ada lah seruan untuk ditonton di sekolah-sekolah gitu agar yang punya film tidak terlalu rugi. Dan yang kedua agar tidak terjadi kekosongan di film-film itu. Walaupun belum menggembirakan tapi langkah ke situ sudah ada,” tambah Pak Yani.

Sejauh ini, film-film untuk kategori Semua Umur banyak didominasi oleh film animasi dari Hollywood. Film anak terakhir yang masuk di Indonesia adalah Naura dan Genk Juara yang dirilis pada November 2017. Itu pun berbuntut tidak mengenakan karena ada pihak yang menganggap film tersebut telah menistakan agama Islam.

(aln)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Celebrity lainnya