JAKARTA- Selama berada di dalam bungker hotel di Afganistan, Farhan dan sekitar 50 orang lainnya tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan diri. Menurutnya suasana di sekitar hotel sangat mencekam.
"Di sana memang suasananya sangat berbeda dengan Indonesia. Istilahnya di sana harus siaga satu terus, jadi bahkan teman-teman di KBRI juga sudah memperingatkan untuk sangat hati-hati," ucap Farhan di Bandara Sokarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (19/4/2012) dinihari.
Cerita Farhan, saat terjadinya serangan, dia dan timnya sedang berada di hotel usai berpamitan dengan pejabat KBRI. Namun tidak lama kemudian, serangan dari para pembom bunuh diri dan serangam peluru langsung menyerang hotel.
"Pada hari kejadian itu juga saya sebetulnya saya habis berkunjung ke KBRI untuk pamitan. Tapi setelah masuk hotel kita sudah tidak boleh keluar lagi karena di luar sudah terjadi baku tembak. Ada 7 pembom bunuh diri di tujuh lokasi. Jadi tidak ada kompromi lagi, semua langsung masuk ke bungker, hingga malam. Kita pun harus bergantian berjaga," papar Farhan.
Kata Farhan, hampir semuan penghuni bungker tidak bisa tenang karena suara tembakan selalu terdengar hingga pagi hari. "Tapi setelah jam dua pagi kita tidak bisa tidur lagi, karena di atas suara helikopter tempur terus menembak hingga bikin khawatir sampai jam 8 pagi," urai Farhan.
(uky)